Arsene Wenger dan Sir Alex Ferguson adalah dua sosok ternama dalam perjalanan sejarah sepakbola Inggris. Namun, di balik popularitas mereka, terdapat kisah rivalitas di antara kedua pelatih besar tersebut. Sosok Ferguson tercatat berhasil mengantarkan United ke masa kejayaan mereka dengan peroehan 4 gelar jawara Liga Primer Inggris. Sementara, rekan sejawat pelatihnya di Arsenal, cenderung lebih memilih teknik kepelatihan modern bagi para pemain Arsenal, sekaligus membawa gaya hidup baru kepada para punggawa tim.
Langkah Tak Terduga Arsene Wenger
Sebagia seorang pelatih, Arsene Wenger memang terkenal sebagai sosok yang sangat inovatif. Salah satu inovasi yang dihadirkannya ketika mulai menjabat sebagia pelatih adalah mendatangkan pemain muda berbakat dari luar negeri. Setidaknya terdapat beberapa nama yang dihadirkannya ke lini pemain Arsenal kala itu. Beberapa di antaranya mencakup Nicolas Anelka, Marc Overmars, dan Patrick Viera. Langkah ini terbilang cukup sukses menjadikan Arsenal sebagai salah satu klub penantang kuat kala itu. Bahkan, tak butuh waktu lama hingga rivalitas antara Arsenal dan Manchester Untied tercipta.
Menurut kabar yang berhasil kami himpun dari W88 link, rivalitas keduanya bahkan terbilang begitu sengit. Ketika Ferguson masih didapuk sebagai pelatih United, tak sedikit berita yang beredar mengabarkan perseteruan di antara kedua pelatih ternama tersebut. Bahkan dalam otobiografinya yang terbit pada tahun 2018 silam, Arsene Wenger secara terbuka mengakui bahwa dirinya dan Ferguson ‘membenci’ satu sama lain selama periode rivalitas tersebut.
Arsene Wenger dan Ferguson
Dalam buku berjudul ‘My LIfe in Red & White’ tersebut, Wenger menulis rivalitas di dunia sepakbola mendorong satu pihak untuk membenci pihak lawan. Dari sini, ia pun berpikir bahwa Ferguson sudah barang tentu membenci dirinya sama seperti dirinya juga membenci Ferguson, setidaknya beberapa kali.
Setiap kali kedua pihak dipertemukan dalam laga, perseteruan antara keduanya seolah tidak bisa terhindarkan. Perseteruan Arsene Wenger dan mantan pelatih United tersebut selalu terkesan sengit. Meski demikian, ia mengakui setelah kompetisi berakhir, satu hal yang tersisa hanyalah penghormatan besar kepada sosok ternama seperti Ferguson. Ia menghormati sosok-sosok seperti dirinya yang berhasil mencatatkan pencapaian tertentu, durasi masa bakti mereka bagi klub, serta hidup mereka yang telah mereka baktikan untuk klub.
Tercermin pada Pemain Kedua Pihak
Rivalitas antara kedua pelatih ternama tersebut bahkan tidak hanya terjadi di antara keduanya. Seringkali para pemain juga terdampak pada hubungan tidak sehat antara kedua sosok pelatih tersebut. Hal ini bahkan bisa dilihat dengan jelas pada saat Viera dan Roy Keane didapuk sebagai kapten dari masing-masing tim.
Pada tahun 2005, misalnya, skipper Manchester United, Roy Keane bahkan berusaha untuk menjegal Viera bahkan sebelum ia menendang bola. Insiden lainnya terjadi pada tahun 2003 kala kedua tim berlaga di kompetisi Community Shield. Kala itu, Phil Neville bahkan harus diganjar kartu kuning hanya berselang 27 detik sejak laga dimulai karena melakukan pelanggaran atas Viera. Tak berhenti di situ, 1 bulan berselang, terjadi peristiwa Perang Old Trafford. Kala itu, 4 pemain Arsenal dan 2 pemain Manchester United bahkan harus didakwa melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik FIFA.
Kemudian, pada musim 2004/05, Manchester United berhasil mempermalukan Arsenal pada momen yang dikenal sebagai Pizzagate atau Battle of the Buffet. Kala itu, Arsenal harus patah hati karena catatan 49 laga tanpa pernah sekalipun kalah milik mereka harus kandas di tangan United.
Dalam salah satu wawancara dengan pihak media, Arsene Wenger rupanya mengakui bawha terkadang rivalitas di antara keduanya terkadang ‘melampaui batas’. Meski demikian, ia sendiri mengatakan bahwa ia menikmati rivalitas tersebut. Hal ini salah satu terjadi akibat fenomena unik dalam sepakbola. Terkadang para pemain Arsenal akan selamanya menjadi pemain Arsenal. Demikian pula halnya berlaku untuk para pemain Manchester United.

Berkenalan dengan Rangga, seorang penulis olahraga dan penulis konten berpengalaman dengan pengetahuan dan pengalaman luas di dunia olahraga. Keahlian Rangga dalam olahraga tidak hanya sebatas permukaan, karena ia telah menghabiskan banyak jam untuk mempelajari dan menganalisis berbagai disiplin olahraga, mulai dari sepak bola, bola basket, bisbol, dan sebagainya. Dengan minat yang besar dalam taruhan olahraga, Rangga membawa perspektif unik ke dalam karyanya, membuat kontennya menjadi menghibur dan edukatif.